Malam ini, kita akan menyambut buku FantasTeen yang covernya paling aku suka. Solvite. Awalnya aku pikir ini kisah tentang Dewa Kematian. Tapi ternyata perkiraanku melenceng beberapa persen.
Walau begitu, aku tetap suka dengan buku ini. Setidaknya, cover buku inilah yang memberikan inspirasi untuk bukuku yang selanjutnya, tentang Soul Reaper.
Mari kita lihat, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari buku karya Hilmy yang satu ini.
Judul : Solvite
Penulis : Hilmy An Nabhany
Genre : Fantasy
Penerbit : FantasTeen
Terbit : Maret 2013
Harga : Rp 35.000,00
Sinopsis :
Selalu ada dunia lain di samping dunia nyata. Selalu ada sesuatu tak terduga di balik kenormalan planet ini. Hyde menemukannya. Malam itu, di tengah pemakaman yang tak dia kenal, ada sesosok makhluk pencabut nyawa melayang beserta sabitnya. Bukan untuk merenggut jiwanya. Bukan untuk mencabiknya. Melainkan untuk menguak ...
... takdir baru Hyde.
Kehidupan bocah ini berubah dari siswa SMA normal menjadi Solvite, Si Pemberantas Mayat Hidup. Hyde juga diramalkan akan menjadi Secunda Dux, Sang Pemimpin Baru. Memimpin perlawanan terhadap jutaan Immortous, makhluk hidup tak bernyawa. Tutup pintumu saat membaca buku ini, jangan biarkan para mayat hidup masuk.
*
That's for the Sinopsis. Now, I'm gonna make a verry short story about this book.
Suatu malam, Hyde kabur dari rumahnya dan tersesat di sebuah pemakaman dekat rumah. Ketika dia salah melangkah, tubuhnya mendadak terperosok ke dalam sebuah lubang yang cukup dalam. Dia melihat sebuah kartu dan mengambilnya. Lalu dia muncul di dunia antah-berantah.
Di sana dia bertemu dengan sosok makhluk pencabut nyawa seperti yang diceritakan di sinopsis. Ketika dia bingung mau berbuat apa, matanya menangkap sebuah kotak tak jauh dari tempatnya berdiri. Hyde mengambil kotak misterius itu dan meletakkan kartu yang diambilnya tadi ke dalam kotak.
... dan kehidupan aneh pun dimulai .... #PenggalanCerita
Sejak kejadian malam itu, Hyde bertemu dengan roh bermuka konyol yang selalu mengikutinya. Seperti DeathNote, mungkin. Roh yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi.
Selain itu, dia juga sering terlibat dengan pertarungan melawan Immortous, atau mayat hidup. Teman-temannya sebangsa Solvite mengajarkan banyak kepada Hyde cara bertarung melawan Immortous. Hingga dia menjadi sosok yang ... keren.
*
Bicara soal postingan beberapa hari yang lalu tentang judul, buku ini memiliki judul yang sempurna. Sesuai dengan genre. Menggambarkan isi secara keseluruhan, walau hanya terdiri dari satu kata.
Plot yang ada dalam buku tentang pertarungan dan petualangan ini pun sangat menarik perhatian. Panjang dan Seru.
Lalu apa yang kurang dengan buku ini?
Saat aku membaca paragraf pertama Solvite, saat itu juga aku melempar buku itu dan enggan untuk melanjutkan membaca ceritanya. Oh my god. Gaya bahasa Hilmy masih berada di tingkat pertama. Sangat buruk. Sangat sangat sangat buruk. Penataan kalimat, pemilihan kata, semuanya berada di level paling rendah, dan sangat memusingkan para pembaca.
Apakah itu salah? Tidak. Semua penulis pemula mengalaminya.
Lihatlah buku karya kak Akbar, Haunted School. Atau buku pertamaku, The Legend of Hell's Sword. Semua penulis pemula mempunyai gaya bahasa yang buruk pada novel pertama mereka. Dan itu adalah hal yang wajar. Sangat wajar.
Bagaimana cara memperbaikinya?
Aku akan menjelaskan sedikit tentang bagian dari satu paragraf. Tentang bagaimana cara penulisan yang baik. Let's see, apa yang bisa aku berikan pada postingan kali ini.
Apa itu Novel?
Pengertian sederhana tentang Novel
Okey, mungkin yang satu ini perlu dijelaskan. Aku akan menjelaskan secara sederhana dari mulai novel sampai huruf.
Novel itu adalah kumpulan cerita yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika kalian membuka sebuah novel dan melihat daftar isi, kalian bisa melihat banyak chapter di sana. Setiap judul chapter yang ada di dalam daftar isi itu adalah bagian-bagian cerita pendek dalam novel. Cerita yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Lalu, apa itu cerita?
Cerita adalah kumpulan paragraf yang membentuk hubungan sebab-akibat sehingga memunculkan sebuah alur atau plot.
Paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang memiliki keterkaitan. Kalimat adalah kumpulan dari beberapa kata. Sedangkan kata itu adalah kumpulan dari beberapa huruf.
Setelah mengerti definisi novel sampai huruf, kita lanjutkan ke penjelasan paling membosankan yang sering aku dengar pas pelajaran Bahasa.
Paragraf terdiri dari dua jenis kalimat: kalimat utama dan kalimat penjelas
Guru bahasa Indonesia yang sedang menjelaskan.
Jujur, itu adalah poin paling membosankan di dalam pelajaran bahasa Indonesia. Tapi apa yang dikatakan guru bahasa indonesia itu benar. Jika kalian penulis, maka ada baiknya jika kalian mendengarkan penjelasan tentang dua jenis kalimat itu.
Kalimat utama adalah ide pokok sebuah paragraf. Inti kisah yang ada di paragraf itu. Poin penting. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
Pengertian yang sangat simpel. Sama sederhananya dengan prosesnya. Jika kita bisa mengerti arti dari kalimat utama dan kalimat penjelas, maka sungguh kita pasti bisa menciptakan paragraf yang benar-benar ... wow.
Let's Practice!
Aku akan membuat sebuah paragraf yang menjelaskan tentang ketakutan. Dimana ketika tokoh utama dalam novelku sedang berjalan di sebuah lorong yang sangat gelap.
Nah, untuk membuat sebuah paragraf, langkah pertama yang harus kita ambil adalah membuat kalimat utama.
Kalimat utama itu ide pokok dari suatu paragraf. Di dalam paragrafku menjelaskan tentang First POV yang sedang berjalan di sebuah lorong gelap.
Maka kalimat utamanya adalah:
Aku berjalan menyusuri koridor lantai tiga.
Apakah satu kalimat itu menarik perhatian? Tentu saja tidak. Untuk membuat sebuah paragraf tampak memukau, langkah kedua adalah kita bisa menambahkan beberapa kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat utama.
Bagaimana cara membuat kalimat penjelas?
Mudah saja. CUKUP PASANG KELIMA INDRAMU. Tulis apa saja yang bisa kita rasakan oleh kelima indra kita.
Jika aku berjalan menyusuri koridor, apa saja yang akan terjadi?
- Cahaya lampu kelap-kelip sepanjang koridor.
- Angin yang berhembus dingin.
- Bau melati menusuk rongga hidung.
- Langkah kaki seseorang yang terdengar di belakang.
- Penasaran, lalu berbalik.
- Jantung berdegup kencang.
Kalau kita gabungkan kalimat utama dengan kalimat penjelas tadi, maka paragraf kita akan tampak lebih hidup. Lihatlah!
Aku berjalan menyusuri koridor lantai tiga. Cahaya lampu yang menerangi sepanjang lorong tampak kelap-kelip. Angin berhembus dingin menusuk kulit. Bau melati tercium. Aku mendengar langkah kaki seseorang dari belakang. Mengikutiku. Aku berbalik, melihat siapa yang sedang berjalan. Tetapi mataku tidak menangkap seseorangpun di belakang. Jantungku berdegup semakin kencang.
Bagaimana? Aku pikir, paragraf itu sudah tampak sempurna dan bisa membuat para pembaca ikut merinding saat membacanya.
Jadi, aku ulang lagi cara untuk membuat paragraf yang menarik perhatian. Pertama, tentukan kalimat utama paragraf kalian. Lalu perjelas kalimat utama itu dengan beberapa kalimat penjelas.
Teori ini tidak akan bisa berhasil jika kamu hanya membacanya. Ambil buku beserta sebuah pulpen. Lalu, mulailah menulis paragraf pertamamu di atas lembaran kertas.
Hiks, ini review yang bagus sekaligus tips yang keren. Dengan kekuatan bulan -ehem- dengan izin, apakah boleh ambil tipsnya? Oups.
ReplyDeleteSatu kendala buatku Kak Wheza, atau kita semuran? Ah, tidak tahu. Aku sering menyebutkan kalimat berulang-ulang. Serius. Itu bagus atau tidak? Dan kebiasaanku untuk kurang meriset sesuatu, ah, ini bahaya.
Kalimat seperti :
Aku tidak yakin aku membunuhnya. Tidak keren. Beneran. Tidak keren. Kalau ada seseorang yang tahu aku membunuh anak pejabat kaya yang cerewet, bayangkan berapa banyak tahun dihidupku yang harus kuhabiskan di penjara. Sekali lagi, ini tidak keren.
Ah, aku pusing sendiri menghilangkan kebiasaan ini. Enggak itu saja. Kadang aku sering bikin karakter yang bener-bener gak berperasaan, dan dingin. Kad- ah komentar ini jadi seperti curcol.
Yah, kuharap kakak bisa bantu. By the way, fantasteen itu lini Mizan yang dari dulu kuincar-incar. Dan naskah yang kubuat pun dibuat berdasarkan kriteria Fantasteen, dan aku gak yakin bakal diterima. :3
Terima kasih Kakak...
Hai hai hai. Seneng deh ada yang komentar di blogku. Dari dulu nungguin orang komentar, jarang sekali ada yang muncul. Mungkin karena aku yang terlalu mengabaikan mereka atau apapun itu. Tapi seriously, aku ga bermaksud untuk tidak membalas pesan dari kalian, mungkin karena author juga punya kehidupannya sendiri. --ini juga kayaknya yang curcol.
DeleteAku udah lihat blogmu sekilas. Wkwkwk dengan kekuatan bulan-- eaa! Aku suka semboyanmu. :3
Kamu boleh ambil tipsnya, kok. Tapi saranku, coba tulis dengan gaya bahasamu sendiri. Kalau kamu copast, orang-orang yang berkunjung di blogmu atau media apapun tempat kamu menyebarkannya, akan memandang rendah kamu. Tapi tidak, jika kamu menulis dengan bahasamu sendiri. Soal copyright terserah kalau mau menuliskan namaku atau tidak.
OH ya! Aku kelahiran 99. Aku rasa, aku lebih muda. :3 hehehe *ngaca sambil elus-elus pipi
Menurutku kalimat yang berulang-ulang itu bagus, kok. :D Aku juga suka menggunakan kata-kata yang sama. Meskipun jika kita lihat pada struktur kalimatnya tidak sama.
Coba perhatikan:
Tidak keren. Beneran, tidak keren. Sekali lagi, ini tidak keren.
Ketiga kalimat itu tidak sama, walaupun ketiganya memiliki dua kata yang diulang; tidak keren. Ketiga kalimat itu seolah menyatakan penekanan bahwa itu bener-bener .. tidak keren. :3
Tapi jangan setiap paragraf menggunakan struktur penekanan seperti itu. Tidak terlalu bermasalah jika hanya satu paragraf, tapi jika kamu membuat paragraf dengan seperti itu.. bisa jadi satu masalah yang besar. Usahakan tidak mengulang kata pada paragraf yang berikutnya.
Oh ya! Karakter. Mungkin itu akan jadi topik hangat selanjutnya. Semakin beragam karakter yang kamu buat, semakin bagus ceritanya. Karena tidak terlihat monoton.
Aku harap jawabanku membantu. FantasTeen itu lini Mizan yang cukup sulit. Tapi sekali kamu masuk ke dalamnya, para penulis sudah seperti penulis tetap yang akan selalu diberi pekerjaan. Satu naskah selesai, maka penerbit akan meminta kita untuk menulis naskah selanjutnya.
Tetap semangat buat gabung ke FantasTeen. Psst.., aku juga pertama kali menulis naskah untuk Dar! Mizan harus melewati proses panjang selama 5 tahun, terima-tolak hingga akhirnya diterbitkan. *curcol lagi
Semangat! Kamu pasti bisa, .. dengan kekuatan bulan..!!-- hehehe
Thanks tips nya kak ^_^
ReplyDeleteBeruntung banget pas lagi cari-cari info soal fantasteen aku pun menemukan blog ini---Keren! >.<
Btw, aku jadi penasaran tentang gaya bahasa yang kakak golongkan menjadi 5 itu. Kalo boleh tau, gimana cara kakak menggolongkannya?
Terimakasih banyak sebelumnya :)
Makasih udah mampir ke sini. Seneng banget deh bisa dapet satu pembaca blog baru kayak kamu. Pengen jadi penulis FantasTeen juga, ya? Semoga naskahnya bisa cepet terbit, yak.
DeleteAnyway, lima tingkatan gaya bahasa yang kamu tanyakan itu bisa kamu lihat di
salah satu artikel yang pernah aku tulis di sini: http://diary.wheza99.com/2016/06/fantasteen-nightmare-mengenal-level.html
Tipsnya keren!
ReplyDeleteKak, aku udah buat cerita sesuai ketentuan FantasTeen, tapi dari dulu pengen nerbitin tapi gak yakin bakal terbit. Alasannya itu-itu mulu. Gak yakin.
Jadi, karena itu naskah pertama, aku butuh bantuan dari banyak penulis termasuk kakak, dong.
Nih, aku mau nanya, kalau chapter-chapter didalam novel itu kita yang buat atau pihak FantasTeen yang tentukan? Terus kalau proses nerbitin itu ada biaya-biaya gitu gak, kak? Modal kaya bayar Cover gitu ada gak? Satu lagi, kakak kalo ngetik naskah novel fantasTeen pake font ukuran berapa?
Makasih banyak ya, kak!
Reply
Bentar... Jadi... Kamu yg nulis buku itu? 😂
ReplyDelete