Banyak banget buku yang belum dibaca, sampai aku bingung mau pilih yang mana. Alhasil, aku pun menarik satu buku dengan sampul biru bergambar orang sedang tenggelam. Judulnya, Injurious (mirip-mirip Insidious, tapi ceritanya bukan tentang hantu kaya yang menculik jiwa manusia).
Awalnya aku santai aja membaca karyanya, di tengah-tengah bacaan, pas lihat lagi sampul bukunya, eh engga taunya buku ini punya Nabila Anasty, temen dunia maya yang beberapa minggu lalu ngadain seminar -kalau ngga salah- di IBF. Ketjee badaii.
Aku jadi semangat buat nulisin kritik saran tentang bukunya yang satu ini. Jadi, tanpa perlu panjang-lebar lagi, aku bakalan ngasih satu tips yang semoga aja berguna tentang perkenalan karakter.
NB:
1. Review kali ini mengandung banyak spoiler, SILAKAN BELI BUKUNYA SEBELUM LANJUT MEMBACA, terimakasih. Support the author by buying their books.
2. Review kali ini mengandung banyak curhatan pembaca yang cenderung bersifat subjektif ketimbang sisi objektif
3. Tips kali ini lebih bersifat curhatan. Artinya, tersirat. :))
Selamat membaca.
Judul : Injurious
Penulis : Nabila Anasty
Genre : Horror(-Detective)
Penerbit : FantasTeen
Terbit : Desember 2014
Harga : Rp 35.000,00
Sinopsis :
Siapa sesungguhnya Madison? Dia biasa saja, tidak jelek ataupun cantik. Dia tersisihkan dari bangku meja makan di kantin. Tidak pernah menampakkan dirinya di mana pun kecuali di kelas. Dia juga tidak mempunyai teman, setahuku. Tidak ada yang peduli Madison sampai hari ketika dia bunuh diri di kolam renang sekolah. Hanya sehari setelah kematiannya, teror demi teror menyapa sekolah kami. mulai dari surat kaleng, coretan darah, sampai puluhan piranha yang pindah habitat ke kolah renang. Aku dan teman-temanku curiga ada pihak yang menggunakan momen kematian Madison untuk menyebarkan semakin banyak lagi kesedihan. Kami harus mengungkap identitas mereka demi Madison, sahabat yang belum kami kenal.
*
Cerita ini dimulai ketika Jilian, tokoh aku, bersama teman-temannya dikejutkan oleh sosok mayat perempuan yang mengambang di kolam renang sekolah. Saat ditelisik, jasad tersebut adalah salah satu murid di sekolahnya bernama Madison.
Menurut para gosip yang beredar, Madison meninggal karena bunuh diri, dan arwahnya masih berada di sekolah mereka, memberikan teror demi teror di kemudian hari. Lyn bersaudara bahkan sempat memanggil paranormal untuk menangkap arwah Madison yang berkeliaran. Namun, teror di sekolah mereka tetap tidak kunjung berakhir.
Jilian yang lebih percaya pada fakta tidak pernah percaya bahwa Madison penyebab teror yang ada di sekolahnya. Dan kepercayaannya terbukti saat dia mengetahui bahwa ada seseorang yang menjadi latar di balik semua teror, termasuk kematian Madison. Sayangnya, Jilian masih harus mencari bukti yang lebih lengkap untuk bisa mengetahui siapa dalang dari semuanya.
*
Saat aku membaca sinopsis buku ini, aku terbayang bahwa cerita satu buku yang akan aku baca meliputi: Horor, Hantu, Sekolah, Teror dan tokoh utamanya meliputi Madison. Ekspektasi terbesar saat membaca sinopsisnya adalah aku akan bertemu dengan cerita tentang persahabatan si karakter Aku dengan cewek bernama Madison itu. Sayangnya cerita ini bukan tentang Madison.
Saat aku membaca bagian pertamanya, aku langsung disuguhkan dengan cerita kematian Madison. Satu chapter yang mengisahkan tengan awal mula teror sekolah yang diakibatkan oleh kematian Madison di kolam renang. Menarik.
Chapter satu yang memuaskan, menegangkan, mencekam, dan awal yang cukup bagus untuk memulai sebuah teror. Tapi sayang haru aku katakan bahwa chapter satu buku Nabila yang satu ini sungguh sangat mengecewakan. Apalagi seiring dengan berjalannya cerita, semua alurnya terlihat seperti semakin berlangsung, semakin dipaksa.
Seperti misalkan sepupunya Jilian, Alexis, yang mendadak diceritain pada akhir bab kedua, setelah bab satu klimaks. Atau cerita tentang teman dari sepupunya Jilian, Pedro yang diceritain beberapa bab sebelum ceritanya selesai. I mean.. what? kenapa banyak karakter baru muncul.
Meskipun begitu, cara penyampaian Nabila di bukunya kali ini sangat menyenangkan saat dibaca. Walau aku cukup dissapointed saat membaca ceritanya yang berkesan dipaksa, gaya bahasa Nabila mampu membuatku betah untuk memegang bukunya dan membacanya sampai pelaku teror di sekolah Jilian tertangkap. Aku beri rating 3 pada gaya bahasanya. :)
*
Karena kekurangan terbesar di buku Injurious ini adalah perkenalan di pertengahan cerita, aku akan membahas tentang cara perkenalan karakter yang baik. Harus kukatakan, Pengenalan karekter di tengah cerita itu adalah ide yang buruk. Sangat buruk. Harus kuulangi, pengenalan karakter di tengah cerita adalah ide yang sangat-sangat-sangat buruk.
Curhat sedikit, saat aku tahu bahwa kejadian teror di sekolah Jilian bukan karena hantu, aku sudah mulai menebak-nebak siapa pelakunya. Bisa jadi, Lyn bersaudara, atau mungkin sepupunya Alexis, atau bahkan salah satu dari sahabat Jilian. Menyenangkan saat mencoba menebak sesuatu yang tidak kamu tahu. Sangat menyenangkan.
Tapi, begitu Nabila memperkenalkan karakter baru yang ternyata adalah dalang dari semuanya, aku langsung melempar bukunya kecewa. Benar-benar aku lempar loh. Udah capek-capek nebak, ternyata karakternya belum diperkenalkan di awal cerita. Astagah..
Poin pertama sekaligus yang paling penting di resensi kali ini adalah: Usahakan untuk mengenalkan semua tokoh yang terlibat dengan cerita di bab pertama. Bab pertama adalah bab perkenalan.
Poin kedua: Kalaupun tidak memperkenalkan tokoh di di bab pertama, usahakan tidak memperkenalkannya secara gamblang. Hal ini bisa dilakukan dengan, memadukan perkenalan tokoh dengan deskripsi, atau memperkenalkan tokoh dengan percakapan.
Contoh perkenalan di tengah cerita dengan percakapan:
"Kamu tahu engga? Kita kedatangan murid baru loh,.. namanya si anu."
Contoh perkenalan di tengah cerita dengan deskripsi:
Taman ini selalu sama seperti saat aku belum meninggalkan kota ini setahun yang lalu. Aku ingat kenangan manis bersama seseorang yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan si anu.
Poin ketiga: Karakter baru tidak boleh ada kaitan pokok dengan cerita. Jika kalian pengen menulis cerita detektif, usahakan pembunuhnya sudah ada dari chapter pertama. Hal ini supaya bisa memuaskan para pembaca --sekaligus menghindari buku kalian dibanting-banting.
Cerita yang baik hadir di tengah-tengah karakter yang baik pula. Penting bagi penulis untuk menempatkan waktu dimana mereka harus menceritakan karakter secara singkat, detail, atau bahkan sampai terperinci. Jangan sampai cara pengenalan karakter yang salah, penempatan waktu yang tidak sesuai, membuat cerita kalian hancur.
Cukup sekian resensi plus tips menulis dari Wheza. Aku harap tiga poin di atas bisa membantu memperluas wawasan kalian tentang pengenalan karakter. Tetap semangat dalam menulis, yaa!!
Apakah Kak Wheza punya e-mail? Aku mau tanya-tanya soal tulis-menulis sama Kakak, hoho. Karena, Kakak kalau nulis bagus-bagus! *maap komentar sebelumnya aku delete, kepanjangan saya memuji Kakak xD*
ReplyDelete^bukan gengsi :v #lahjadispammaap
DeleteAh, ya. Menurut aku, tulisan aku ( buat gadis 15 tahun kayak aku ) msh kurang banget. Mungkin, kalau kakak berbagi e-mail bisa langsung review lewat email, ya? >< maafkan pembacamu yang rese ini :'v
Iya, Kak. Sama kayak Syie ( Shea Nadine itu temanku, haha. Obviously bukan nama aslinya itu :v ) dan aku juga ngerasa kurang banget. Perkenalan karakter di tengah-tengah misalnya. Aku sering begitu. Nemu postingan Kakak, aku jadi terbantu. Aku juga pengen tanya-tanya nih soal tulis-menulis xD ( Syie juga bilang, dia baru tahu hbs baca post Kakak. Lgsg kasih tau aku deh wkwk )
ReplyDeleteThanks buat tips nya...
ReplyDelete