Skip to main content

FantasTeen: Rumah Angker (Tips Membuat Judul)


Holla hai. Selamat datang kembali. Kali ini aku pengen memperkenalkan cara baru untuk menyampaikan sebuah tips. Yap! yaitu dengan mereview buku teman-teman yang sudah terbit, dan memberikan sebuah cara untuk mengurangi kesalahan yang telah dilakukan.

Hari ini aku pengen ngereview sedikit salah satu buku FantasTeen yang um ... bisa dibilang antara bagus dan kurang.

Mari kita sambut: Rumah Angker!


Judul       : Rumah Angker

Penulis    : Muthiah Sabila

Genre      : Horror

Penerbit  : FantasTeen

Terbit      : Januari 2014

Harga      : Rp 35.000,00


Sinopsis  :

Vina, Rinda, dan Sofyan terheran-heran. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi. Beberapa menit yang lalu, mereka berada di rumah angker, sekarang berada di dunia antah-berantah.

Semua berawal saat Vina bertemu seorang ibu bercada yang mengaku sebagai guru baru di sekolahnya. Dia memberikan soal yang harus dikerjakan Vina. Karena tidak mengetahui jawaban dari soal yang aneh itu, Vina meminta bantuan Rinda dan Sofyan.

Kini, mereka terdampar di suatu tempat yang misterius. Kok, ada piring terbang? Istana yang aneh? Mengapa mereka bisa ada di pulau itu? Apa maksud soal yang ada di tangan mereka?

*

Okey, sekarang waktunya untuk bercerita.

Buku ini bercerita tentang seorang anak bernama Vina. Vina tidak masuk sekolah. Suatu hari, Vina bertemu dengan seorang ibu-ibu yang memberikannya selembar kertas. Dia mengaku guru baru pada Vina. Vina yang tidak tau apa-apapun mengambil selembar kertas itu dan membawanya pulang.

Sampai di rumah dia mencoba mengerjakan soal yang diberikan oleh ibu itu. Tetapi dia pusing, dan akhirnya meminta bantuan kepada kedua temannya, Rinda dan Sofyan. Mereka pun kebingungan. Di tengah-tengah kebingungan, mereka melihat ada simbol yang tertera pada lembar soal. Rinda bilang, simbol itu sama seperti yang ada di dapur rumah angker. So, ketiga sahabat itu pun pergi ke rumah angker yang dikatakan Rinda.

Sesampainya mereka di rumah angker. Ada sesuatu yang tidak terduga. Entah bagaimana caranya, tapi tiba-tiba saja ketiga sahabat itu muncul ke dunia Pulau Koki. Mereka dibawa oleh ibu-ibu yang memberikan soal, Bu Garam, ke sebuah istana.

Mereka di suruh membuat makanan untuk menyelamatkan sang raja. Namun hal itu, justru mendatangkan seorang penyihir yang menyihir ketiga sahabat itu supaya lupa bagaimana caranya memasak.

Kemudian, nenek sihir itu menyuruh Vina, Rinda dan Sofyan membuatkan dia masakan.  Tetapi bagaimana bisa, sedangkan mereka bertiga tidak tau caranya memasak? -_-"

Nenek sihir itu bilang masakannya buruk. Dia menyuruh ketiga sahabat tadi untuk belajar memasak selama waktu yang ditentukan. Jika mereka tidak bisa menghidangkan makanan untuk si nenek sihir, maka Nenek sihir itu tidak akan mengembalikan Vina dkk ke dunia manusia. Nah lho!

... dan petualangan mereka pun dimulai ....

*

Semenjak aku membuka lembaran pertama buku ini, aku bisa menyimpulkan bahwa gaya tulisan di buku ini berada di tingkat dua--dari lima tingkatan yang aku buat. Tingkat yang cukup rendah, tapi tidak terlalu rendah.

Tulisannya bagus. Unsur sebab-akibat di dalam cerita membentuk sebuah plot yang patut diapresiasikan. 

Mungkin kapan-kapan aku akan membahas tentang cara penyampaian sebab-akibat dalam sebuah cerita. Tapi kali ini aku tidak sedang melirik topik itu. Kesalahan terbesar di dalam buku ini berada pada judul novel; Rumah Angker.

Kenapa aku bilang judul ini salah?

Mari kita lihat beberapa tips/langkah-langkah untuk membuat judul yang telah aku rancang sedemikian-rupa.


1. Lihat GENRE novel yang kita tulis














Hal terpenting dalam menentukan judul adalah genre Novel kita


Ini HAL TERPENTING yang perlu kita ingat dalam menulis Judul. Sebelum menentukan judul novel kita, lihat dulu genre cerita yang kita tulis. Ini dapat memudahkan kita dalam memilih kata yang berkaitan dengan genre novel.

Genre novel itu, ada: Fantasy, Horror, Romance, Adventure, Comedy, Teen Fiction, Fan Fiction, Science Fiction, Non-Fiction, dan masih banyak lagi.

Tapi, genre yang umum biasanya berada di antara: Fantasy, Horror, dan Romance.

Jika kalian sudah tahu genre novel kalian, please, gunakanlah kata-kata yang berkaitan dengan genre tersebut. Note: Jangan gunakan kata-kata yang tidak sesuai genre.

Kata-kata seperti: Angker, Haunted dan Scary sebaiknya tidak digunakan dalam genre Fantasy. Begitu pula sebaliknya, jangan gunakan kata-kata: Magic, Wonderful dan Amazing dalam buku bergenre Horror.

Selain tidak sesuai dengan genre, itu hanya akan membuat para pembaca kecewa karena isi cerita tidak sesuai dengan judul yang mereka baca.


2. Pilih beberapa kata yang sering muncul di dalam novel
















Memilih beberapa kata yang sering muncul di dalam novel.


Ini tips kedua dalam memilih judul novel kita.

Setelah kita menentukan genre novel, ada baiknya kita memilih kata yang sering keluar di dalam novel kita. Pilihlah kata yang sering muncul di setiap chapter cerita. Entah apakah itu berupa nama tempat, nama karakter, latar, waktu, suasana, kata-kata mutiara, atau apapun itu.

Kritik untuk buku Rumah Angker di atas adalah, pertama judul tidak sesuai dengan genre novel, dan yang kedua, rumah angker itu hanya muncul sekilas di dalam novel. LATAR TEMPAT YANG SESUNGGUHNYA BERADA DI PULAU KOKI, BUKAN RUMAH ANGKER.

So, buat teman-teman yang ingin memilih judul, usahakan agar memilih kata-kata yang sering keluar di dalam novel kalian. 


3. Usahakan judul novel di antara 1-5 kata






















Usahakan judul novel tidak terlalu panjang, tapi cukup untuk menarik perhatian

Usahakan judul novel yang kita pilih itu tidak terlalu panjang. Tapi cukup untuk menarik perhatian. Buat kata-kata yang ada di atas cover buku menyiratkan naskah secara keseluruhan. Singkat, padat, jelas, dan yang pasti cukup untuk menarik perhatian.

Contoh saja seperti judul yang kupilih untuk novel pertama: The Legend of Hell's Sword (Legenda Pedang Neraka). Dari lima kata yang tertera pada cover, kita bisa menyimpulkan bahwa buku itu bergenre Fantasy. Mengisahkan tentang pedang Neraka yang dapat mengubah dunia.

Tidak usah terlalu panjang. Selain menyulitkan para ilustrator, kalimat yang panjang hanya dapat menimbulkan kesan bosan kepada para pembaca.

Contoh lain seperti novel karya kak Dini: Gone. Hanya satu kata. Tapi coba bayangkan apa yang tersirat dalam satu kata itu. Misteri. Horror. Orang-orang yang hilang secara misterius. Dan berbagai macam ketakutan lain tergambar hanya dengan satu kata. SATU KATA.


4. Pemilihan kata yang tepat membuat para Pembaca melirik novel yang kita buat

Ini langkah terakhir untuk menentukan judul novel. Yaitu pemilihan kata. Pilihlah kata-kata yang bisa membuat para pembaca melirik ke novel kita. Kata-kata sederhana, namun menyimpan banyak makna. Kata-kata yang hanya mereka temukan di buku yang kita tuliskan.






Maybe, hanya itu yang bisa aku sampaikan. Aku harap tips yang aku tulis bisa membantu kalian, para calon penulis yang bukunya bakalan masuk ke rak Best Seller suatu hari nanti. See you, guys. Kritik saran dan tambahan jangan lupa di tinggal di kolom komentar. Thanks for Reading.

Comments

Popular posts from this blog

[Buku] wheza99 - Poltergeist (2016)

Fantasteen DarkMatch: Poltergeist Pagi, pagi, pagii!!~ Februari kemarin aku kembali dapet kabar gembira dari FantasTeen tentang diterbitkannya buku duelku bersama Tessia. Aku senang bisa melihat penampakan cover Poltergeist, meski agak sedikit penasaran dengan Seven Mirrors yang selesai kutulis sebelumnya tetapi belum tampak covernya sampai sekarang. Berikut sedikit tentang buku baruku:

FantasTeen: Solvite (Tips Membuat Paragraf yang Baik)

Malam ini, kita akan menyambut buku FantasTeen yang covernya paling aku suka. Solvite. Awalnya aku pikir ini kisah tentang Dewa Kematian. Tapi ternyata perkiraanku melenceng beberapa persen. Walau begitu, aku tetap suka dengan buku ini. Setidaknya, cover buku inilah yang memberikan inspirasi untuk bukuku yang selanjutnya, tentang Soul Reaper. Mari kita lihat, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari buku karya Hilmy yang satu ini.

[Buku] wheza99 - This is (not) Love (2016)

This is (not) Love Pagi semua!~ Di bulan pertama tahun 2016 aku dikejurkan dengan kabar gembira dengan terbitnya buku antologi bersama teman-temanku dari Tim Kafe Kopi. Aku harap buku ini akan menjadi langkah awal bagi Kafe Kopi dalam menjadi komunitas sastra yang memiliki banyak pembaca. Berikut sedikit tentang Antologi pertama tim Kafe Kopi: